Dari Pasar Modal Hingga Perang Dunia 2
Dari Pasar Modal Hingga Perang Dunia 2. Kali ini akan kita kaitkan bagaimana kronologi sebuah pasar modal mampu menjadi salah satu faktor penyebab Perang Dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939-1945.
Cerita diawali dari pengertian pasar modal itu sendiri. Pasar modal adalah tempat dimana bertemunya calon investor dan perusahaan yang membutuhkan modal untuk keperluan operasional perusahaan, dalam hal ini pasar modal yaitu tempat terjadinya permintaan dan penawaran.
Kemunculan Pasar Modal
Sejarah mencatat pasar modal pertama kali berlangsung pada tahun 1880an, menurut buku "Effectengids" yang diterbitkan tahun 1939. Kemudian pada tahun 1878 dan 1892 terbentuk sebuah pasar modal yang berdiri dibawah naungan organisasi.
Tahun 1892, pasar modal pertama yang berkembang pesat lahir dari tanah Indonesia. Saat itu perusahaan perkebunan bernama Cultuur Maatschappij Goalpara berdiri di Batavia dengan mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden/saham.
Lambat laun penjajahan Belanda atas Indonesia dibawah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) membuahkan hasil, dimana mengalir modal besar bagi perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintahan Belanda.
Bahkan kelebihan modal seperti ini yang menjadikan Inggris mengalami revolusi industri pada abad 18. Selanjutnya pasar modal dari tahun ke tahun terus berkembang secara cepat dan meluas di beberapa negara di seluruh dunia.
Pasar Modal berhenti beroperasi karena Perang Dunia 1
Kurun waktu 1914-1918 terjadi Perang Dunia 1 yang menyebabkan beberapa pasar modal di Eropa bahkan di negara-negara jajahannya terhenti. Di masa kekosongan tersebut hampir seluruh kegiatan jual beli yang dilakukan di pasar modal berhenti.
Pasca Perang Dunia 1 yang menghancurkan perekonomian Eropa dan dunia, pasar modal belum mampu berjalan dengan normal. Karena fokus negara-negara terdampak perang kala itu adalah untuk memulihkan perekonomian negara mereka masing-masing.
Diantara banyak negara Eropa yang paling parah akibat terdampak Perang Dunia 1, terdapat Jerman sebagai negara yang dianggap telah kehilangan seluruh sumber dayanya pasca perang.
Inflasi Jerman Pasca Perang Dunia 1
Kekalahan Kekaisaran Prussia (Jerman) di Perang Dunia 1, membuat Jerman mengubah bentuk negaranya dari Kekaisaran menjadi Republik Weimar. Agustus tahun 1922 hingga Desember 1923 Jerman mengalami Hiperinflasi.
Baca juga : Sebab Perang Dunia 1
Bayangkan saja tingkat inflasi yang dialami Jerman pasca Perang Dunia 1 membuat 1 dollar USD setara dengan 1 triliun Mark Jerman. Bahkan harga roti yang normalnya seharga 160 Mark menjadi 1.500.000 Mark.
Kehacuran ekonomi yang dirasakan Jerman kala itu memang bukan tanpa sebab. Hiperinflasi tersebut dapat terjadi karena Jerman sebagai pihak yang kalah perang wajib menanggung segala beban perang yang dimiliki oleh sekutu (pihak pemenang).
Baca juga : Jalannya Perang Dunia 1
Belum lagi secara politik, Jerman dipermalukan dengan perjanjian Versailles. Dimana isi dari perjanjian tersebut mencangkup beberapa poin :
- Jerman wajib membayar hutang-hutang perang, baik dari pihak sekutu maupun Jerman itu sendiri.
- Wilayah Jerman yang berbatasan dengan Perancis diserahkan kepada Perancis sebagai negara pemenang.
- Kekuatan militer yang dibatasi
Dimulainya Krisis Malaise
Tahun 1929, dunia mengalami krisis ekonomi yang global dan tergolong parah. Krisis ini disebut sebagai Krisis Malaise. Penyebab krisis ini terjadi di Pasar Modal Amerika Serikat (Wall Street) pada Kamis, 24 Oktober 1929 dimana 12,8 juta saham mendadak ditarik oleh investor.
Berselang 5 hari kemudian, tepatnya pada hari Selasa, sekitar 16 juta saham menyusul ditarik oleh para investor. Kejadian ini menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat Amerika Serikat dan berdampak kepada situasi ekonomi dunia.
Amerika Serikat sebagai juru selamat pada Perang Dunia 1 merupakan negara yang terbebas dari segala kehancuran pasca perang. Karena wilayahnya yang berada di benua Amerika, keuntungan ini menjadikan Amerika Serikat sebagai surganya dunia kala itu.
Baca juga : Dampak Perang Dunia 1
Karena hanya di Amerika Serikat orang-orang mampu hidup berkecupuan tanpa khawatir akan terjadi krisis ekonomi pasca Perang Dunia 1.
Sementara itu di Amerika Serikat, imbas dari krisis Malaise menyebabkan 13-15 juta orang menjadi pengangguran, industri berat mendadak berhenti beroperasi, volume perdagangan menurun drastis, pembangunan gedung terhenti, wilayah pedesaan bingung menjual hasil pertaniannya, dan masih banyak lagi.
Secara global krisis Malaise membuat perekonomian dunia mandeg (berhenti), volume perdagangan internasional menurun, jutaan rakyat kelaparan, jutaan rakyat menjadi pengangguran, jutaan rakyat meninggal dan sebagainya.
Krisis Malaise lebih parah lagi dirasakan oleh Republik Weimar (Jerman), karena mereka hampir mendapat musibah yang terjadi secara berturut-turut pasca Perang Dunia 1. Masyarakat Jerman menuntut adanya kestabilan perekonomian sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.
Titik Terang Krisis Malaise
Jalan keluar dari krisis ini terjadi pada tahun 1933. Di Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt diangkat menjadi presiden dan dengan segera melakukan upaya-upaya guna menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat.
Masih di tahun yang sama, tahun 1933. Di Jerman, Adolf Hitler diangkat menjadi kanselir sekaligus menjadi pemimpin tertinggi Jerman kala itu. Dengan kepercayaan penuh masyarakat Jerman kepada Hitler. Hitler sukses memulihkan perekonomian Jerman diakhir tahun 1930an.
Sementara itu Amerika Serikat perlahan lahan mulai pulih secara ekonomi. Namun tetap tertinggal dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jerman. Masyarakat Jerman perlahan lahan mulai menemukan kembali harga diri mereka di mata internasional.
Masyarakat Jerman yang merasa dipermalukan melalui Perjanjian Versailles. Hendak meluncurkan serangan balik kepada sekutu yang telah membuat mereka kalah di Perang Dunia 1 sekaligus membuat perekonomian terpuruk hingga mengalami Hiperinflasi.
Hitler sebagai orang yang sangat ahli dalam hal berorasi, berhasil menaklukan masyarakat Jerman untuk kembali berjaya dan unggul dalam segala hal. Gerakan politik Hitler ditandai dari misi-misi yang diterbitkannya melalui buku hasil pemikirannya berjudul "Mein Kampf".
Dalam buku Mein Kampf tersebut, terdapat poin poin utama yang nantinya akan menyebabkan Perang Dunia 2 :
- Merebut kembali wilayah Rhein dari sekutu
- Merebut kembali wilayah-wilayah yang sebelumnnya diserahkan ke Perancis
- Menciptkan angkatan militer yang tangguh
- Menghapus perjanjian Versailles
- Menyatukan negara-negara berbahasa Jerman
Puncak dari meletusnya Perang Dunia 2 yaitu ketika Wehrmacht (militer Jerman) menyerang Danzig Polandia pada 1 September 1939. Tanggal 2 September, Inggris dan Perancis mendeklarasikan perang kepada Jerman.
Baca juga : Sebab Perang Dunia 2
Amerika Serikat bergabung dengan sekutu tahun 1941 setelah Jepang menyerang Pearl Harbor (pangkalan AL AS) pada tanggal 8 Desember 1941. Dengan ini runtut sudah bagaimana pasar modal mampu berpengaruh signifikan untuk menimbulkan perang berskala global.
Kesimpulan
Dari peristiwa singkat yang telah dijelaskan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kestabilan perekonomian suatu negara sangat dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan bernegara yang aman dan tentram.
Kestabilan perekonomian dapat diukur salah satunya melalui kualitas pasar modal yang dimiliki suatu negara. Karena bukan saja Amerika Serikat dan Jerman yang pernah merasakan krisis dari ekonomi, Indonesia pun pernah mengalaminya pada tahun 1998.
Untuk itu peristiwa ekonomi, sosial, dan politik adalah hal-hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena dari Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 kita dapat belajar, bahwa ketiga hal tersebut merupakan kesatuan yang dapat membawa kebaikan bahkan hingga keburukan.